Konflik antara Israel dan Palestina kembali pecah setelah kelompok Hamas yang menguasai Gaza meluncurkan serangan besar-besaran ke wilayah Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.400 warga dan sekitar 200 warga Israel diculik dan di bawa menuju Gaza. Akibat dari konflik tersebut, Perdana Menteri Israel, Netanyahu telah menyatakan perang terbuka terhadap Palestina, sehingga Israel meluncur serangan balik skala besar, dengan korban di kedua sisi telah menembus angka ribuan.
Memasuki hari ke-21, serangan Israel ke Gaza semakin intens dilakukan. Pecahnya konflik antara Israel dan kelompok Hamas dari Palestina juga telah melebar ke wilayah Tepi Barat dan negara-negara sekitar.
Jumlah Korban Palestina Tembus 7 Ribu Orang
Otoritas kesehatan Palestina melaporkan pada Jumat, 27 Oktober 2023, setidaknya 481 orang tewas dalam serangan udara oleh Israel, sehingga total sebanyak 7.028 warga Palestina telah terbunuh sejak dimulainya konflik pada 7 Oktober 2023, di mana 66% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Otoritas Kesehatan Palestina juga mencatat sebanyak 73 petugas medis tewas hingga Rabu, 25 Oktober 2023. Sebanyak 25 ambulans juga hancur akibat serangan udara Israel. Sistem perawatan kesehatan di berbagai rumah sakit di Jalur Gaza, juga dikabarkan telah sepenuhnya kolaps imbas blokade dari Israel.
Israel sengaja menargetkan area rumah sakit
Pasukan Militer Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan daerah di dekat area rumah sakit karena berdasarkan informasi, terdapat seorang pemimpin Hamas di daerah yang berdekatan dengan rumah sakit. Dalam serangannya, Israel menargetkan tiga rumah sakit (RS) di Gaza. Hal ini mendapatkan kecaman keras di skala internasional, dengan terjadinya unjuk rasa di beberapa negara khususnya di wilayah Timur Tengah. Berikut daftar rumah sakit Gaza yang terkena serangan Israel hingga Rabu, 25 Oktober 2023.
- Rumah sakit Al Ahli Al Arabi
Rumah sakit Al Ahli Al Arabi atau yang dikenal dengan rumah samit baptis dilaporkan diserang tanpa peringatan. Kementerian Kesehatan Gaza, menyebutkan jumlah korban jiwa sekitar 500 orang dan melukai empat staf medis.
- Rumah sakit Al Quds
Rumah sakit Al Quds menampung sekitar 12.000 pengungsi yang terdiri dari 70% perempuan dan anak-anak. Israel sebelumnya telah memberikan ancaman sebelum menyerang Rumah sakit tersebut.
- Rumah sakit Indonesia
Serangan udara Israel menyerag rumah sakit Indonesia yang berada di jalur Gaza, Palestina. Akibatnya, satu staf lokal Mer-C, Abu Romzi yang tengah berada di dekat lokasi meninggal dunia akibat serangan tersebut.
Rumah sakit kehabisan kain kafan
Salah satu Rumah sakit di Gaza, yaitu Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, mengalami kehabisan bahan untuk mengafani korban meninggal dunia yang terus bertambah. Jenazah-jenazah tersebut ditumpuk di halaman luar dari rumah sakit.
Di dalam rumah sakit Martir Al-Aqsa, para dokter berjuang untuk menyelamatkan korban yang terluka parah di tengah menipisnya persediaan obat-obatan dan perbekalan yang ada di wilayah tersebut. “Kami sudah berada di sini sejak fajar, jenazah telah memenuhi halaman rumah sakit. Tempat pendingin di kamar jenazah sudah penuh dengan mayat, begitu pula dengan di dalam gedung rumah sakit dan di luar gedung,” kata seorang staf
Di Rumah Sakit al-Quds, Kota Gaza, bom Israel menghantam gedung-gedung yang berada di dekat rumah sakit ketika tim yang terdiri dari 23 dokter dan perawat menangani lebih dari 500 orang.
Nyawa bayi terancam
Rumah sakit di seluruh Gaza sangat membutuhkan pasokan bantuan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan setidaknya 94.000 liter bahan bakar dibutuhkan setiap hari untuk menjaga operasi tetap berjalan di 12 rumah sakit besar di Gaza. Saat ini, rumah sakit di Gaza hanya memanfaatkan generator bertenaga diesel.
Richard Peeperkorn, perwakilan dari WHO di wilayah Palestina, memperingatkan kekurangan bahan bakar dan pasokan medis dapat membahayakan 1.000 pasien yang memerlukan dialisis ginjal, 2.000 pasien kanker, dan pasien dalam perawatan intensif.
Fikr Shalltoot, direktur lembaga amal Bantuan Medis untuk Palestina, mengatakan beberapa bayi prematur telah lahir di tengah pertempuran.
Pada Minggu, 22 Oktober 2023, UNICEF memperingatkan bahwa 120 bayi di inkubator termasuk 70 bayi baru lahir prematur yang juga menggunakan ventilator bergantung pada mesin yang terhubung dengan generator cadangan yang digunakan ketika pasokan listrik Gaza dari Israel dimatikan. “Saat ini kami memiliki 120 bayi baru lahir yang berada di inkubator dan 70 di antaranya memiliki ventilasi mekanis. Tentu saja hal ini sangat kami menghawatirkan,” kata juru bicara UNICEF, Jonathan Crickx.